Wednesday, January 10, 2018

AMDAL UNTUK PROYEK SPBU



AMDAL UTUK PROYEK SPBU
TUGAS MATA KULIAH
TEKNIK LINGKUNGAN & AMDL

Description: https://lh4.googleusercontent.com/PhG-2tpwhJ5pPQVF7_I7Q_5fxLIrNAmbroi_tcEg3HgEG5Ut869pnVEfFnFB4VFo0VLO7mO_HjY1cbfVhcjWa_werDcUPlfM---6ax2DWZ6F1GUO7IHq6sEgakNHpXlgDlCDhiTQ5rSCmnZEWQ





OLEH : KELOMPOK I
NOMOR ABSEN 1-11




JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017


I. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makluk yang paling mulia senangtiasa memiliki kebutuhan hidup yang terus menerus meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan meningkatnya taraf hidup manusia itu sendiri. Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi, untuk menunjang berbagai kegiatan hidupnya. Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan populasi kendaraan terbesar ke-6 di dunia dengan total kendaraan sebanyak 50.824.128 unit (Gakindo, 2011). Menurut Gakindo, jumlah penjualan kendaraan roda emapt tahun 2010 adalah sejumlah 764.710 kendaraan. Untuk semester 2 tahun 2011 angka penjualan sudah mencapai angka 659.857 kendaraan. Untuk kendaraan roda dua, lonjakan jumlah pembelian juga terjadi. Menurut catatan PT. Astra International Tbk, penjualan motor di tahun 2010 meningkat jauh dari angka 5.851.692 di tahun 2009 menjadi 7.372.857 kendaraan di tahun 2010. Hingga sepetember 2011 angka penjualan juga cukup tinggi mencapai angka 6.194.700.
Dengan terus meningkatnya jumlah kendaraan maka tentu saja menaikan jumlah kebutuhan bahan bakar minyak (BBM), maka perlu penambahan jumlah Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan bakar. Selain di butuhkan untuk kendaraan, BBM juga dibutuhkan untuk kegiatan pertanian, peternakan, industri menegah, rumah tangga dll
Pembangunan SPBU di lingkungan persawahan di maksudkan selain untuk memenuhi kebutuhan BBM untuk kendaraan bermotor tapi juga untuk memudahkan para petani dalam mengakses BBM untuk kegiatan pertanian. Petani serinag harus menempuh jarak beberapa Kilometer untuk dapat mengakses BBM untuk keperluan pertanian. Sehingga tidak jarang petani harus merugi ketika harus menambah biaya untuk pengangkutan BBM.
II. KEGIATAN-KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi :
  • Pra konstrusi ; meliputi penimbunan lahan persawahan dengan material dan penurunan bahan konstruksi.
  • Konstruksi ; pembangunan SPBU
  • Operasi ; tahap pengoperasian SPBU
III. ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN
  1. Dampak positif
    Dari berbagai aspek kajian seperti geofisik kimia, biologi, sosial ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat, ternyata hanya aspek sosial ekonomi saja yang memiliki dampak positif ketika diadakannya pembangunan SPBU di lingkungan terbuka hijau. Daerah yang umumnya terdapat di pedesaan akan mendapat pasokan BBM yang cukup untuk berbagai kebutuhan, seperti beraktivitas yang berkaitan dengan berendaraan, industri kecil dan menengah, selain untuk memudahkan pengisian bahan bakar pada kendaraan bermotor untuk mobilitas penduduk.
·         Biaya produksi penduduk akan lebih kecil karena BBM yang sudah mudah diakses sehingga akan meningkatkan pendapatan penduduk. Mobilitas penduduk untuk memasarkan hasil pertanian, peternakan dan industri juga akan semakin mudah dengan banyaknya kendaraan yang masuk ke daerah pedesaan, selain penduduk pun dapat dengan mudah memasarkan hasil-hasil tersebut ke daerah luar desa.

·         Aspek Sosial Ekonomi
Selain menguntungkan, ternyata pembangunan SPBU ini jika kita telaah lebih lanjut akan berpengaruh besar terhadap ekonomi masyarakat, terutama pedagang kecil dan para pencipta lahan pekerjan. Ketika SPBU di bangun maka akan banyak orang yang akan menggunakan SPBU untuk mengisi BBM, maka akan ada niat orang  yang akan membuka tokoseperti; makanan, minuman, sperpart dan lain-lain, yang otomatis akan menciptakan lapangan kerja dan akan menyerap tenaga kerja dari sekitar area SPBU.

2.                  Dampak Negatif
Bila kita analisis dampak negatif pembangunan SPBU di lingkungan terbuka hijau maka tampaknya selain aspek sosial ekonomi, aspek-aspek lainnya semuanya mendapat imbas negatif dari pembangunan ini.
·         Aspek Geofisik Kimia
Dari aspek ini setidaknya dapat dianalisis bahwa pengaruh terbesar terjadi pada tanah. Dengan dibangunnya SPBU maka secara tidak langsung telah menyulap lahan yang berair menjadi lahan padat tanah yang akan digunakan sebagai lahan pembangunan. Ini dilakukan dengan cara penimbunan material-material berupa pasir, batu-batuan dll untuk memadatkan lahan yang tadinya berair. Namun yang harus kita ingat bahwa tidak dengan begitu saja menyulap lahan yang tadinya berair menjadi lahan padat yang bahkan akan dibangun bangunan dengan bobot yang besar. Dari segi daya dukung lahan saja sudah tidak mendukung. Karena seperti yang kita ketahui sebuah lapisan tanah tidak dapat dibentuk hanya dengan penumpukan material begitu saja, namun membutuhkan waktu yang lama, bahkan berjuta-juta tahun. Sehingga tidak menutup kemungkinan mungkin saja pada suatu saat bangunan SPBU tersebut akan ambruk karena lapisan dasar yang tadinya berair tidak mampu menopang bangunan SPBU tersebut.
Selain tanah, lingkungan sekitar areal pembangunan SPBU juga terkena dampak negatif dari pembangunan ini. Kandungan kimia dari bahan bakar minyak sangat berbahaya bagi kesehatan. Seperti yang kita ketahui bahwa minyak-minyak di setiap SPBU akan ditampung pada tangki-tangki yang dibenamkan dalam tanah. Hal ini sangat berisiko ketika terjadi ledakan pada SPBU tersebut. Indonesia adalah negara dengan banyak kasus ledakan SPBU. Dari hasil riset menunjukan dalam kurun waktu empat tahun telah terjadi delapan kali peristiwa ledakan/kebakaran di SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berikut ini merupakan dampak yang ditimbukan nya :
·         Dampak Menurunnya Kualitas Udara

·         Sumber Dampak
Gas buang kendaraan bermotor konsumen dan karyawan SPBU
·         Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara karena peningkatan kandungan parameter udara ambient (CO,HC dan Pb) dan kebisingan di tapak kegiatan dan sekitarnya.
·         Teknik Pengelolaan Sekarang
Tamanisasi 200m2 disekitar lokasi kegiatan untuk menyerap polutan udara.
Selama pengisian bahan bakar, kendaraan bermesin harus dimatikan.
Penanaman pohon keras (palm).
Penyiraman lahan terbuka untuk mencegah debu.
·         Perbaikan Pengelolaan
Melakukan penambahan tanaman dalam pot untuk penyerap polutan yaitu Sansievera sp
Penghijauan dengan tanaman keras perlu ditambah (kelengkeng, mangga, rambutan)
·         Lokasi Pengelolaan
Tapak kegiatan SPBU dan sekitarnya.
·         Pelaksana, Pengawas dan Pelaporan
Sebagai pelaksana pengelola SPBU.
Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota setempat
Pelaporan Kepada Walikota, Badan Lingkungan Hidup kota setempat dan Dinas Kesehatan Kota setempat.

·         Dampak Menurunnya Kualitas Air
·         Sumber Dampak
Sumber dampak ceceran bensin, bio solar, pertamax 92 dan limbah cair yang berasal dari aktivitas domestic karyawan dan konsumen SPBU.
·         Jenis Dampak
Penurunan kualitas air tanah yang ditandai dengan meningkatnya parameter Khemis, fisis maupun mikrobiologis kualitas air tanah di tapak kegiatan.
·         Teknik Pengelolaan Sekarang
·         Limbah cair dari kamar mandi/toilet dialirkan menuju septictank kemudian ke sumur peresapan
·         Pembuatan saluran perangkap minyak (oil catcher)
·         Ceceran minyak dibersihkan dengan pasir/grajen

·         Lokasi Pengelolaan
Di tapak kegiatan SPBU
·         Perbaikan Pengelolaan
·         Pemeliharaan saluran limbah cair secara rutin
·         Penyedotan septic tank secara berkala

·         Pelaksana, pengawas dan pelaporan
·         Sebagai pelaksana Pengelola SPBU Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Dinas Kesehatan Kota setempat.
·         Pelaporan Kepada Walikota setempat. Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Dinas Kesehatan Kota setempat.


·         Menurunnya Kuantitas Air Tanah
·         Sumber Dampak
Sumber dampak yang mengurangi kuantitas air tanah antara lain bangunan menutup tanah, penggunaan air untuk aktivitas kamar mandi/toilet karyawan dan konsumen SPBU.
·         Jenis Dampak
Berkurangnya kandungan air tanah akibat air hujan tidak dapat masuk ke lapisan tanah dan menipisnya kandungan air tanah.
·         Teknik Pengelolaan
·         Pembuatan sumur peresapan air hujan (SPAH) ukuran diameter 0.8 kedalaman 8m (volume kurang lebih 4.02m3) 3 buah.
·         Limpasan air hujan dialirkan menuju SPAH.
·         Pembuatan lubang Biopori
·         Lokasi Pengelolaan
Tapak kegiatan SPBU.
·         Perbaikan Pengelolaan
·         Pemeliharan saluran hujan sehingga SPAH berfungsi maksimal.
·         Penambahan tanaman keras untuk menahan air tanah.
·         Pelaksana, pengawas dan pelaporan
·         Sebagai pelaksana Pengelola SPBU.
·         Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Dinas Kesehatan Kota setempat.
·         Pelaporan Kepada Walikota setempat Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Dinas Kesehatan Kota setempat.

·         Aspek Biologi
Dampak negatif aspek ini sangat terasakan dalam setiap tahap pembangunan, terutama pada tahap operasi. Ketika mengubah lahan terbuka hijau menjadi lahan untuk pembangunan saja secara langsung telah merusak habitat makluk hidup, terutama hewan tanah yang mengunakan lahan itu sebagai habitatnya. Secara tidak langsung telah memutuskan salah satu komponen rantai makanan, bahkan lebih lanjut berdampak pada proses resiklus energi, dimana hewan tanah memiliki peranan yang sangat vital (sebagian besar bertindak sebagai dekomposer/pengurai). Pembangunan ini juga telah mengikis sebagian dari komunitas persawahan yang tentu saja akan berpengaruh pada keadaan komunitas tersebut kedepan.


·         Aspek Kesehatan Masyarakat
Aspek ini merupakan aspek lanjutan ketika dampak negatif pada aspek geofisik kimia dan biologi telah berpengaruh. Secara langsung pembangunan dan pengoperasian SPBU dapat menimbulkan pencemaran air dan udara yang pada akhirnya menimbulkan gangguan kesehatan. Selain di lingkungan terbuka hijau, areal pembangunan SPBU ini juga memutuskan aliran air yang biasa di gunakan masyarakat sekitar. Bocornya pipa bensin dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang dapat berpengaruh pada kualitas air mineral yang dihasilkan dan kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat sekitar.
Dalam aspek kesehatan baik masyarakat maupun pekerja SPBU itu sendiri yaitu sebagai berikut:
·         Dampak Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
·         Sumber Dampak
Kandungan polutan udara terutama dan kebisingan kendaraan konsumen bermotor.
·         Jenis Dampak
Terganggunya kesehatan para karyawan SPBU.

·         Teknik Pengelolaan Sekarang
·         Penyediaan pakaian Kerja (alat pelindung diri) seperti sepatu, masker, topi, kaos tangan bagi karyawan.
·         Kewajiban memakai alat pelindung diri selama bekerja.
·         Lokasi Pengelolaan
Tapak kegiatan SPBU.
·         Perbaikan Pengelolaan
·         Pengecekan kesehatan karyawan terutama kandungan Pb dalam darah minimal 1 (satu) tahun sekali.
·         Peningkatan kedisiplinan memakai APD
·         Pelaksana, pengawas dan pelaporan
·         Sebagai pelaksana Pengelola SPBU.
·         Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Disnsonakertrans Kota setempat, dan  Dinas Kesehatan Kota setempat.
·         Pelaporan Kepada Walikota setempat. Badan Lingkungan Hidup Kota setempat, Disnsonakertrans Kota setempat dan Dinas Kesehatan Kota setempat.
·         Dampak Resiko Rawan Kebakaran
·         Sumber Dampak
Bahan-bahan mudah terbakar (premium, bio solar dan pertamax 92) adanya mesin hidup kendaraan bermotor, korsleting dan bahaya petir.

·         Jenis Dampak
·         Adanya arus Pendek (korsleting) yang berasal dari petir, sumber listrik PLN dan Genset.
·         Kebocoran tangki minyak yang rawan menyebabkan kebakaran.
·         Teknik Pengelolaan Sekarang
·         Penyediaan alat pemadam kebakaran 9kg isi DCP sebanyak 5 buah.
·         Penyediaan alat pemadam kebakaran 68kg isi DCP sebanyak 2 buah.
·         Penyediaan bak pasir.
·         Pengisian dan pengecekan alat pemadam kebakaran secara rutin
·         Memasang rambu-rambu/tulisan DILARANG MEROKOK, DILARANG MENYALAKAN HP, DILARANG MEMOTRET.
·         Lokasi Pengelolaan
Tapak kegiatan SPBU.

·         Perbaikan Pengelolaan
·         Mengikuti regulasi standar penggunaan pencegahan kebakaran SPBU dari pertamina.
·         Pelatihan penggunaan alat pemadam kebakaran bagi karyawan.
·         Pemeliharaan jaringan/instalasi listrik secara berkala.
·         Pelaksana, pengawas dan pelaporan
·         Sebagai pelaksana Pengelola SPBU.
·         Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup setempat, Kantor Penanggulangan Kebakaran dan Bencana dan Linmas kota setempat dan Dinsosnakertrans Kota setempat.
·         Pelaporan kepada Walikota setempat. Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Kantor Penanggulangan Kebakaran dan Bencana dan Linmas Kota setempat.
·         Dampak Berkembangnya Vektor Penyakit
·         Sumber Dampak
Aktivitas karyawan dan konsumen SPBU yang menghasilkan sampah organik dan anorganik.
·         Jenis Dampak
Berkembangnya vektor penyakit berupa tikus, lalat, kecoa dan nyamuk.
·         Teknik Pengelolaan Sekarang
·         Penyediaan tempat sampah tertutup di masing-masing ruang SPBU.
·         Pengumpulan sampahdi TPS SPBU kemudian di buang ke TPA.
·         Lokasi Pengelolaan
Tapak kegiatan SPBU dan sekitarnya.
·         Perbaikan Pengelolaan
·         Pemilahan sampah kering dan basah dengan wadah tertutup dilengkapi dengan kantong plastik.
·         Pelaksana, pengawas dan pelaporan
·         Sebagai pelaksana Pengelola SPBU.
·         Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota setempat, dan Dinas Kesehatan Kota setempat.
·         Pelaporan kepada Walikota setempat. Badan Lingkungan Hidunp Kota setempat dan Dinas Kesehatan Kota setempat.

·         Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya
Selain menguntungkan bagi pemilik SPBU,ternyata pembangunan SPBU ini jika kita telaah lebih lanjut akan berpengaruh besar terhadap ekonomi masyarakat, terutama pedagang kecil dan para pencipta lahan pekerjan. Ketika SPBU di bangun maka akan banyak orang yang akan menggunakan SPBU untuk mengisi BBM, maka akan ada niat orang  yang akan membuka tokoh seperti; makanan, minuman, sperpart dan lain-lain, yang otomatis akan menciptakan lapangan kerja dan akan menyerap tenaga kerja dari sekitar area SPBU.
Bagi kehidupan Sosial Ekonomi dan Budaya pun selain mendapat dampak positif yang cukup baik, juga terdapat dampak negarif yang tidak bias diabaikan dan harus di antisipasi semaksimal mungkin, dampak tersebut yaitu :
·         Dampak Persepsi Masyarakat
·         Sumber Dampak
Operasional SPBU adanya tangki pendam, rawan kebakaran dan sikap pengelola SPBU yang menimbulkan persepsi positif dan negatif masyarakat sekitar tapak kegiatan.
·         Jenis Dampak
·         Persepsi negatif kekhawatiran ledakan bahan bakar dan kebocoran tangki minyak.
·         Persepsi positif adalah terjalinnya hubungan baik dan peran serta pengelola SPBU akan kegiatan kemasyarakatan (RT/RW sekitar).
·         Teknik Pengelolaan Sekarang
·         Menghadiri pertemuan antar warga secara rutin sehingga terjalin komunikasi yang baik antara pengelola SPBU dan warga masyarakat.
·         Membantu program-program warga masyarakat sekitar tapak kegiatan pada peringatan HUT RI, Hari Raya Qurban, Idul Fitri dan kegiatan sosial lainnya.
·         Lokasi Pengelolaan
Wilayah sekitar tapak kegiatan SPBU.
·         Perbaikan Pengelolaan
·         Sebagai pelaksana Pengelola SPBU.
·         Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Dinas Kesehatan Kota setempat, Lurah dan Camat.
·         Pelaporan Kepada Walikota setempat. Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Dinas Kesehatan Kota setempat, Lurah dan Camat.

·         Dampak Peluang Usaha dan Kerja
·         Sumber Dampak
Operasional SPBU yang memberikan peluang kerja bagi warga masyarakat sekitar.
·         Jenis Dampak
Adanya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan penduduk sekitar tapak kegiatan.
·         Teknik Pengelolaan Sekarang
·         Memberikan kesempatan kerja bagi warga sekitar sebagai karyawan SPBU.
·         Jumlah karyawan warga sekitar mencapai 40% dari jumlah karyawan yang ada.
·         Perbaikan Pengelolaan
Apabila ada peluang kerja (karyawan) diumumkan kepada warga masyarakat sekitar melalui RT/RW di sekitar lokasi kegiatan.

·         Lokasi Kegiatan
Wilayak tapak kegiatan yaitu Kecamatan Mantrijeron dan sekitarnya.
·         Pelaksana, pengawas dan pelaporan
·         Sebagai pelaksana Pengelola SPBU.
·         Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Disnsonakertrans Kota setempat, Lurah dan Camat.
·         Pelaporan Kepada Walikota setempat. Badan Lingkungan Hidup Kota setempat, Disnsonakertrans Kota setempat dan Lurah dan Camat.
·         Dampak Komplain Konsumen
·         Sumber dampak
Fasilitas, alat matering dan pelayanan menejemen SPBU kepada konsumen.
·         Jenis Dampak
Protes/komplain dari konsumen SPBU akibat ketidakpuasan terhadap pelayanan dan takaran/matering bahan bakar.
·         Teknik Pengelolaan Sekarang
·         Melakukan kalibrasi terhadap alat matering secara berkala
·         Melayani konsumen dengan ramah
·         Cepat tanggap terhadap keluhan konsumen

·         Lokasi Pengelolaan
Tapak kegiatan SPBU.
·         Perbaikan Pengelolaan
·         Secara berkala membuat analisa/ evaluasi terhadap keluhan konsumen.
·         Pelaksana, pengawas dan pelaporan
·         Sebagai pelaksana pengelola SPBU.
·         Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota setempat.
·         Pelaporan kepada Walikota setempat. Badan Lingkungan Hidup Kota setempat.

·         Dampak Gangguan Transportasi dan Kemacetan Lalu-lintas
·         Sumber Dampak
Mobilitas/keluar masuk kendaran bermotor (roda dua, mobil, truk, bus) konsumen SPBU dan karyawan.
·         Jenis Dampak
Adanya gangguan transportasi dan keselamatan lalu lintas di sekitar.
·         Teknik Pengelolaan Sekarang
·         Pembuatan akses jalan masuk yang baik.
·         Akses pintu keluar masuk dibuat lebar.
·         Membuat garis marka di pintu masuk.
·         Lokasi Pengelolaan
Tapak kegiatan SPBU dan sekitarnya.
·         Perbaikan Pengelolaan
·         Pembuatan lampu peringatan hati-hati
·         Adanya petugas SPBU yang mengatur lalu lintas
·         Pelaksana, pengawas dan pelaporan
·         Sebagai pelaksana Pengelola SPBU.
·         Pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Dinas Perhubungan Kota setempat.
·         Pelaporan kepada Walikota setempat. Badan Lingkungan Hidup Kota setempat dan Dinas Perhubungan Kota setempat.

IV. UPAYA PENGELOLAAN YANG AKAN DILAKUKAN
Dari analisis dampak diatas, secara sepintas kita dapat menilai bahwa pembangunan SPBU di lingkungan terbuka hijau terdapat dampak negatif dan positif  tetapi, lebih banyak dampak negatifnya untuk lingkungan dan masyarakat.
Sekarang yang harus dipikirkan adalah bagaimana meminimalisir dampak negatif yang akan terjadi ketika pengoperasian SPBU tersebut.
  1. Pembuatan AMDAL agar dapat diketahui dampak-dampak apa saja yang akan terjadi
  2. Bisa di buat pola pengelolaan SPBU yang melibatkan masyarakat agar masyarakat pun terlibat langsung dan berperan aktif dalam pola pengawasan
  3. Perlu diadakan riset rutin untuk mengetahui sejauh mana dampak keberadaan SPBU terhadap lingkungan.
  4. Melakukan RKL dan RPL secara berkala.



V. TUJUAN DILAKUKAN AMDAL
·         Tahap pertama ialah dari rekomendasi mengenai izinSPBU.
·         Untuk mengetahui sejauh mana dampak yang ditimbulkan baik dampak positif maupun damak negative nya.
·         Untuk dokumen yang bisa dijadikan data dikemudian hari untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja.
·         Meningkat kan dampak positif.
·         Mengurangi dampak negative.
·         Sebagai bahan perencanaan pembangunan yang akan dilakukan.
·         Memberikan suatu informasi terhadap masyarakat dari  dampak yang ditimbulkan dari adanya suatu rencana usaha  atau juga kegiatan.
·         Memberi masukan didalam melakukan penyusunan rencana pengelolaan serta juga pemantauan lingkungan hidup.
·         Sebagai Scientific Document dan juga Legal Document.
·         Sebagai Izin Kelayakan Lingkungan.

gunadarma.ac.id