MATERIAL TEKNIK
KRISTAL
( ARAH DAN BIDANG KRISTAL )
Add caption |
KELOMPOK
1 (1IC02)
NAMA : ASRI BAHTIAR (21416144)
NAMA : ANDY MUSHLIHIEN (20416831)
NAMA : FRIESTIAN HANIF (22416921)
NAMA : ADHI YOGA MUDJOKO (20416138)
NAMA : HAFID PRAYOGA (23416129)
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK MESIN
DOSEN
: HARIS RUDIANTO
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan
pada Allah SWT. Karena Dengan rahmat dan karunia Allah SWT-lah penyusun dapat
menyelesaikan karya tulis ini. Mengingat
perkembangan jaman yang semakin maju dan penduduk dimuka bumi ini semakin
bertambah dari jaman ke jaman tentu dibutuhkan berbagai penunjang demi
kelangsungan hidup manusia, karena manusia tidak bias bertahan hidup dalam satu
generasi melainkan hidup bergenerasi. Pada generasi-generasi tersebut terdapat
berbagai macam kebutuhan manusia dari
berbagai bidang, salahsatunya tak terlepas dari
bidang MATERIAL. Mengapa demikian, sebab manusia dalam memenuhi semua
kebutuhan hidupnya dari jaman ke jaman selalu berhubungan dengan material.
Sebagai contoh, terciptanya suatu teknologi, transportasi, barang barang
rumahtanga, bangunan, infrastruktur dan masih banyak yang lainnya. Itu semua
tidak terlepas dari ilmu material. Hingga terdapat beberapa jaman seperti jaman
batu, jaman perunggu dan jaman besi. Itu semua menunjukan bahwa manusia dari
jaman kejaman selalu butuh engan
material dan ilmu yang mempelajari tentang material bahan tersebut yang
berbeda sesuai dengan perkembangan teknologi dari masa ke masa. Kami
berterimakasih pada sumua pihak yang terlibat dalam penyusunan, pembuatan,
hingga penyerahan makalah ini. Tanpa andil mereka makalah ini tidak akan
tersusun dan selesai tepat waktu.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih
pada semua pihak yang bersangkutan dan semoga bermanfaat untuk para penulis dan
pembaca.
depok, maret 2017
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem kristal merupakan bagian yang
paling terpenting untuk dipelajari dalam Ilmu Material Bahan. Untuk mempelajari
Ilmu Material Bahan diperlukan beberapa cabang ilmu pengetahuan yang di satukan
yaitu Ilmu Kimia Bahan dan Ilmu Fisika Bahan. Dalam mempelajari suatu susunan
Kristal material pada bahan, sangat perlu mempelajari Arah dan Bidang Kristal
pada material, dari semua bahan yang akan dipelajari atau dianalisis. Untuk itu
disini penulis ingin membahas dan mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana
mementukan Arah dan Bidang Kristal pada
suatu bahan. Karena dalam mempelajari sistem Kristal sangat penting untuk
menentukan arah dan bidang Kristal pada bahan.
1.2 Batasan Masalah
·
Pembahasan
masalah hanya mengenai sistem Kristal, arah dan bidang kristal.
·
Mempelajari
cara menghitung titik Kristal, cara menentukan arah Kristal dan cara membacanya.
1.3 Tujuan
·
Agar
penulis lebih memahai Ilmu Material Bahan tentang tatanan keristal.
·
Untuk
memenuhi tugas kelompok.
·
Menyusun
dengan sebaik mungkin agar bermanfaat bagi para pembaca.
·
Memperdalam
sistem Kristal, arah dan bidang Kristal pada suatu bahan.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan ini kami menggunakan
metode pengutipan dari Buku dan Browsing (pengumpilan beberapa contoh makalah
dan artikel di internet) dengan merangkum beberapa pokok bahasan penting dari
masing-masing bahasan tersebut.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
-
Latar
belakang
-
Batasan
Masalah
-
Tujuan
-
Metode
Penulisan
-
Sistematika
Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
-
Pengertian
Kristal
-
Sistem
Kristal
-
Kisi
-
Struktur
Kubik
-
Ketidaksempurnaan
Pada Kristal (Cacat Kristal)
-
Arah
Kristal
-
Bidang
Kristal
BAB III
-
Kesimpulan
-
Saran
DAFTAR PUSTAK
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kristal
Kristal adalah atom-atom atau
ion-ion ataupun molekul-molekul yang tersusun secara ber-ulang dan
memiliki keteraturan jarak-jauh dalam ruang 3(tiga) dimensi. Pada hakikatnya semua logam, sebagian besar
material keramik, dan beberapa polimer tertentu memiliki berkristalisasi ketika
mereka memadat. Kristal mempunyai periodisitas sehingga memiliki tatanan
rentang panjang (ling rang order).
Maksudnya adalah susunan atomic lokalnya berulang dengan interval yang teratur
jutaan kali dalam dimensi ruang.
Tatanan yang dijumpai dalam keristal
dapat digambarkan sebagian dengan mengguanakan koordinasi-koordiansi atomic,
seperti terlihat pada gambar dibawah:
Gambar struktur Kristal.koordinasi
atomic berulang dan menghasilkan periodisitas rentang panjang. Pada struktur
khas ini, pusat dipermukaan kubus menduplikasi pola di sudut kubus.
Setiap ion
Na+ hanya memiliki ion-ion Cl- sebagai tetangga terdekat, dan setiap ion Cl-
hanya memiliki ion-ion Na+ sebagai tetangga terdekat. Jarak antara
tetangga-tetangga terdekat NaCl sudah tetap, dengan kata lain (r= Na+ + R=Cl-)
selalu sama dengan 0,097 nm ditambah 0.181 nm. Tetangga-tetangga dari setiap
individual selelu ditemukan pada arah yang identic, begitu juga tetangga untuk
ion-ion lain yang serupa.
2.2 Sistem Kristal
Periodisitas 3 dimensi yang
merupakan karakteristik Kristal dapat dipahami dengan beberapa geometri yang
merbeda. Sel satuan pada gambar diatas merupakan sel kubik, ke tiga dimensinya
sama dan saling tegak lurus sesamanya. Keristal yang jenis seperti ini
digolongkan kedalam Kristal sistem kubik.
Untuk mempermudah pemahaman dalam
belajar, kita menggunakan sumbu x, y dan
z beserta titik aslinya pada sudut
belakang kiri bawah. Sudut sudut aksialnya diberi tanda huruf yunani, alpha (α), beta (β) dan gamma (γ). Variasi-variasi sudut aksial dan pariasi ukuran
relative dari dimensi a, b, dan c,akan menghasilkan tujuh sistem keistal
yaitu seperti yang ditunjukan pada table dibawah:
KONSTANTA KISI Adalah jarak yang selalu
terulang dalam pola jangkau kristal yang menentukan sel satuan dalam
kristal. Untuk sistem kubik konstanta kisinya adalah a,
sedangkan untuk sistem tetragonal konstanta kisinya adalah a, b, dan c. Hal
ini sesuai dengan sistem kristal sebagaimana tertera dibawah ini :
Sistem
|
Sumbu (axes)
|
Sudut sumbu (axial angles)
|
Kubik
|
a = b = c
|
a = b
= g = 900
|
Tetragonal
|
a = b ¹
c
|
a = b
= g = 900
|
Ortorombik
|
a ¹
b ¹ c
|
a = b
= g = 900
|
Monoklinik
|
a ¹
b ¹ c
|
a - g
- 900 ¹ b
|
Triklinik
|
a ¹
b ¹ c
|
a ¹ b ¹ g
= 900
|
Hexagonal
|
a = a ¹
c
|
a = b
= 900 ; g
= 1200
|
Rombohedral
|
a = b = c
|
a = b
= g ¹ 900
|
Konstanta kisi dapat dihitung dan diukur secara analitik
dan dinyatakan dalam jari-jari atom penyusun kristal tersebut. Konstanta
kisi kristal juga dapat ditentukan secara experimental, misalnya dengan
difraksi sinar X.
Misalnya pada atom-atom
BCC sebagaimana dibawah ini
Terlihat bahwa a sebagai konstanta kisi dan R sebagai
jari-jari atom akan memiliki hubungan sebagai berikut :
( √2 a )2 + ( a )2 = ( 4 R )2
( √2 a )2 + ( a )2 = ( 4 R )2
Sistem kubik adalah sistem yang akan
paling sering kita bahas karena merupakan dasar dari pembelajaran sistem
kristalin.
2.3 Kisi
Kisi keristal dapat dibagi menjadi
tujuh ruang sistem pengisian ruang.
Sesuai dengan ketujuh sistem ini terdapat 14 pola titik, disebut kisi-kisi
bravais (Bravais Lattices). Tiga diantaranya adalah sistem kubik. Kubik
sederhana (sc/Simple Cubic), Kubik Pemuasatan Ruang (bcc), dan Kubik Pemusatan
Sisi (fcc). Sistem-sistem ini akan dibahas berulang kali sehingga dapat
dipahami dengan baik sebagai modal utama mempelajari sistem keristalin.
Kisi-kisi dibawah mendefinisikan
suatu penglangan titik yang periodic, setiap titik kisi memiliki lingkungan
sekitar yang identic dengan titik- titik lingkungan sekitar kisi yang lain.
Jarak ke titik tetangga dana rah ke atom tetangga selelu berulang. Pada
kisi-kisi kubik yang sederhana, pengulangan terjadi hanya ketiga arah
orthogonal dari arah sumbu-sumbu kubik tersebut. Pada kisi kubik pemuasatan
ruang, pengulangan juga terdapat di pusat sel satuan. Pada sisi kubik pemusatan
sisi pengulangan terjadi pada pusat dari setiap bidang permukaan kubus dan pada
sudut-sudut kubus (tidak ada pengulangan dipusat kubus).
Gambar Kisi Ruang Ke-14 Kisi
Bravais ini berlanjut dalam 3 dimensi, setiap kisi yang ada memiliki daerah
sekeliling yang sama.
2.4 Struktur Kubik
Besi berkristalisasi dalam sistem
kubik, dalam suhu ruang terdapat atom besi disetiap sudut dari sel satuan
tersebut, dan sebuah atom yang lain dipust pusat sel satua. Setiap atom besi
didalam struktur logam bcc ini dikelilingi oleh delapan atom terdekat, apakah
atom ytersebut terletak di sudut ataupun dipusat sel satuan. Oleh karena itu,
setiap atom memiliki lingkungan sekitar yang sama. Ada dua atom logam dalam
setiap sel satuan bcc. Satu atom terletak dipsat dan delapan oktan (seperdelapan
bagian dari sebuah lingkaran) terletak pada kedelapan sudut. Coba perhatikan
gambar berikut ini :
Gambar struktur Kubik Struktur
kubik pemusatan ruang bcc logam dibuat model skematik, struktur ini memiliki
dua atom per sel satuandan factor tumpukan atomic dan factor tumpukan atomic
sebesar 0,68.
2.5 Struktur NonKubik
Yaitu memperllihatkan dua
representasi dari sel satuan heksagonal,
yang artinya non kubik. Sudut-sudut didalam alasnya adalah 120º (dan 60º). Representasi rhombik pada bagian (b) lebih mendasar, karena
representasi ini merupakan volume berulang yang terkecil; namun demikian,
representasi hexsagonal, yang sesungguhnya terdiri dari tiga sel rehombik,
lebih sering digunakan karena representasi ini memperlihatkan
karakteristik-karakteristik simetri hexagonal (lipat-enam) yang menjadi alasan
bagi nama sel-satuan ini.
Tumpukan
Padat Heksagonal.
Struktur
heksagonal yang dibentuk oleh jenis logam, termasuk magnesium, titanium, dan
seng. Struktur heksagonal ini disebut stuktr logam tumpukan padat heksagonal.
Karakteristik
struktur logam Hcp (hexagonal
close-packed) ialah bahwa setiap atom disatu lapisan tertentu terletak
tepat diatas atau dibawah lokasi intersial diantara tiga atom dilapisan
berikutnya. Akibatnya, agar CN=12, maka setiap atom dilapisan tertentu
bersinggungan dengan enam atom dibidangnya sendiri, tiga atom dilapisan
bawahnya, dan tiga atom dilapisan atasnya. Dalam struktur logam hcp, rata-rata
terdapat enam atom per-sel, seperti gambar diatas. Karen baik logam hcp maupun
fcc mempunyai bilangan koordiansi 12, mereka mempunyai factor penumpukan yang
sama yaitu 0,74.
2.6 Ketidaksempurnaan
pada Kristal (Cacat Kristal)
Berdasarkan struktur kristal,
atom dalam setiap material tersusun secara teratur, tetapi terdapat berbagai
ketidaksempurnaan atau sering disebut dengan cacat kristal. Cacat kristal ini
terjadi pada suatu bahan padat yang dapat mempengaruhi sifat fisis tertentu
seperti mekanik atau sifat listrik. Cacat yang terdapat pada kristal memiliki
bermacam-macam bentuk di antaranya:
a)
Cacat titik
Cacat titik terjadi karena adanya
penyimpangan susunan periodik kisi terbatas sekitar beberapa atom sehingga
terjadi kekosongan atom (vacancy), sispan (interstisi), dan perpindahan
kedudukan atom tak murni disela kisi (anti site). Penyimpangan susunan periodik
kisi disekitar atom merupakan cacat dalam konsentrasi yang besar dalam
kesetimbangan termodinamika seiring meningkatnya temperatur secara
eksponensial. Kekosongan adalah kehilangan sebuah atom dalam kristal yang
disebabkan penumpukan yang salah ketika pada proses kristalisasi, yaitu pada
saat temperatur tinggi. Pada keadaan suhu tinggi, energi thermal akan meningkat
letak kisinya ke lokasi atomik terdekat. Sisipan terjadi jika terdapat atom
tambahan dalam struktur kristal, sedangkan untuk anti site terjadi jika
pemindahan ion dari kisi ke tempat sisipan.
b)
Cacat garis
24 Cacat garis (planar), muncul
karena adanya diskontinuitas struktural sepanjang lintasan kristal (dislokasi),
atau cacat akibat salah susun struktur kristal. Terdapat dua bentuk dasar
dislokasi yaitu: dislokasi tepi dan dislokasi sekrup. Pembentukan dislokasi
tepi akibat adanya gesekan antara kristal dengan arah slip secara sejajar.
Sedangkan dislokasi sekrup terjadi karena pergeseran atom dalam kristal secara
spiral.
c) Cacat planar
Dalam cacat planar terdapat batas
butir, yaitu batas sudut kecil secara memadai dapat digambarkan sebagai dinding
vertikal terdiri dari dislokasi. Rotasi suatu kristal relatif terhadap kristal
lainnya seperti batas puntir, dihasilkan oleh jaringan silang yang terdiri dari
dua sel dislokasi ulir. Batas puntir ini adalah batas sederhana yang memisahkan
dua kristal yang memiliki perbaedaan orientasi kecil, sedangkan batas butir
memisahkan kristal yang mempunyai perbedaan sudut orientasi besar.
d) Cacat volume
Cacat volume terjadi akibat
pemanasan, iradiasi, deformasi sehingga terbentuk void, gelembung gas dan
rongga dalam kristal dimana sebagian berasal dari energi permukaan (1 sampai 3
J/m3 ). Aliran plastis deformasi yang terjadi secara berkesinambungan
mengakibatkan jumlah dislokasi menjadi sangat besar dan saling berkaitan
sehingga menghambat gerak masing-masing dan mengakibatkan plastis bahan semakin
bertambah. Gejal ini disebut pengerasan, untuk mengembalikan 25 kelentukan
bahan yang mengalami pengerasan dilakukan pemanasan kristal atau annealing.
Kristal yang mengalami pengerasan mengandung 1016 m dislokasi per meter kubik volumenya,
hal ini dapat direduksi dengan annealing menjadi sekitar 106 m (Arthur Beiser,
1992: 361)
2.7 Arah Kristal
Semua arah parallel menggunakan
penandaan atau indeks yang sama oleh karena itu untuk menandai suatu arah,
ambil gari parallel yang melalui titik asal, yaitu 0,0,0. Arah diberi tanda
dengan koefisien dari suatu titik pad agaris tersebut. Akan tetapi, Karen
ajumlah titik pada garis tak terhingga banyaknya, kita secara khusus memilih
titik dengan set bilangan bulat terkecil. Jadi, arah [1 1 1] bergerak dari 0,
0, 0 melewati 1, 1, 1 . namun perlu dicatat bahwa arah ini juga melalui , , (2, 2, 2).
Begitu pula [ 1 1 2] melalui , , 1; tetapi demi kemudahan, kita menggunakan notasi
bilangan bulat. Untuk indeks arah digunakan tanda kurung- siku [uvw], dan huruf
u, v, dan w adalah koefisien yang berasal dari tiga arah utama—x, y, dan z.Arah
pararel selalu memiliki indeks yang sama.Akhirnya,perhatikanlah bahwa kita
mungkin saja memliki koefisien negative,yang kita beri tanda garis atas; arah
[ ] memiliki komponen dalam arah
minus-z. (Kita tidak menggunakan
tanda koma di antara indeks.)
Pada perhitung tertentu (misalnya
tegangan geser terurai), kita perlu menghitung sudut antara dua arah Kristal
yang berbeda. Untuk kebnyakan perhitungan yang kita jumpai, sudut ini kita cari
pemeriksaan sederhana.
2.8 Bidang Kristal
Suatu kristal mengandung beberapa
bidang atom; bidang-bidang ini mempengaruhi sifat dan perilaku
material,sehingga bermanfaat untuk mengindentifkasi berbagai bidang dalam
kristal.
Bidang isi yang paling mudah di
kenali adalah bidang pembatas sel satuan,tetapi terdapat pula banyak bidang
lain.Bidang yang lebih penting bagi pembahasan kita adalah bidang yang di
gambarkan pada gambar di bawah.
Indeks Miller
Indeks miller adalah kebalikan dari
ketiga perpotongan antara bidang dengan sumbu,tanpa pecahan dan tanpa pelipatan
yang sama.
Bidang
yang mengandung sumbu atau melalui titik asal sepertinya dapat menimbulkan
masalah karena titik perpotongannya tidak dapat di identifikasi secara pasti.
Namun, karena semua bidang paralel memliki indeks yang sama, kita dapat
mengatasi maslah ini dengan titik asal.
BAB III
KESIMPULAM
System
keistal merupakan padatan dengan periodisitas pentang panjang. Kristal-kristal dapat
dikelompokan dalam 7 didtem kristal berdasarkan sudut antara sumbu referensi,
dan periodisitas pola. Senagkan struktur kubik yaitu pemusatan ruang dan kubik
pemusatan sisi mendapatkan perhtian khusus, meski tidak menarik perhatian
seluruhnya. Pada bcc pola berulang degan tranlasi ± , ± , ± . Pada struktur fcc, dua diantara tiga translasi ini
menghasilkan replikasi. Berbagai sifat bergantung pada arah kristal. Indeks
arah sama dengan indeks garis melalui titik asal dan titik u, v, w. arah ini harus merupakan bilangan bulat dengan kelipatan
terkecil. Jadi, garis dari 0,0,0 ketitik pusat sisi atas diberi tanda [1 1 2]
karena menuju titik : 1, 1, 2. Semua arah paralel memiliki indeks yang sama.
Kelompok arah <uvw> mecakup
semua arah yang identic kecuali bila kita memilih koordinat referensi lain.
Bidang kristal diberi tanda indeks miller.
Indeks miller adalah kebalikan dari tiga perpotongan antara bidang dengan tiga
sumbu, tanpa pecahan dan tanpa kelipatan yang sama.
SARAN
Besar harapan kami terhadap bapak
dosen khususnya dan umumnya pada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun terhadap kami, agar kami bisa lebih baik lagi dalam
mendalami ilmu material bahan untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Lawrence H. Van Vlack Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material 1920-2000
sumber
(http://materialcerdas.wordpress.com)
SITUS TERKAIT
http://www.matter.org.uk/matscicdrom/manual/xl.html
http://www.msm.cam.ac.uk/phase-trans/2001/intro.cryst.pdf
http://www.matter.org.uk/matscicdrom/manual/xl.html
http://www.msm.cam.ac.uk/phase-trans/2001/intro.cryst.pdf
No comments:
Post a Comment