JENIS-JENIS MAINTENANCE
Maintenance
adalah suatu kegiatan untuk merawat atau memelihara dan menjaga mesin agar
peralatan atau mesin tersebut dapat bekerja sesuai dengan yang diarapkan.
Materi maintenance meliputi
jenis maintenance, sifat-sifat maintaenance dan strategi dalam maintennace.
- 1. PLANNED
MAINTENANCE
Yang dimaksud dengan Planned Maintenance (Perawatan
Terencana) yaitu menjadwalkan tugas perawatan berdasarkan tingkat rasio
kerusakan yang pernah terjadi dan/atau tingkat kerusakan yang diprediksikan.
Dengan Planned Maintenance, kita dapat mengurangi kerusakan yang terjadi secara
mendadak serta dapat lebih baik mengendalikan tingkat kerusakan komponen.a.
Dimana maintenence terencana ini memiliki beberapa jenis
sesuai dengan kegiatan mainteance yang di rencanakannya yaitu:
a. Preventive maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan
pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.
Contoh pekerjaan tersebut adalah:
Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi
indikator tekanan dan temperatur, atau alat pendeteksi indikator lainnya.
apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja suatu alat.
Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada alat/produk (debu, tanah maupun
bekas minyak), Mengikat baut-baut yang kendor , Pengecekan kondisi pelumasan.
Perbaikan/mengganti gasket pada
sambungan-sambungan flange yang bocor atau rusak.
b. Corrective mainteance
Corrective Maintenance merupakan
pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu
operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut. Pemeliharaan
ini merupakan ”general overhaul” yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan
penggantian terhadap setiap bagian-bagian alat yang tidak layak pakai lagi,
baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi yang telah ditentukan. Tidak
hanya berarti memperbaiki tetapi juga mempelajari sebab-sebab terjadinya
kerusakan serta cara-cara mengatasinya dengan cepat dan benar sehingga tercegah
terulangnya kerusakan serupa. Untuk mencegah terjadinya kejadian kerusakan yang
serupa perlu dipikirkan dengan mantap. Tindakan-tindakan berikut ini dapat
dipakai sebagai pilihan atau alternatif antara lain:
·
Merubah proses
produksi sehingga semua proses produksi berubah.
·
Mengganti
design/konstruksi/material dari komponen yang mengalami kerusakan.
·
Mengganti
komponen yang rusak dengan design/konstruksi/material yang lebih baik.
·
Seluruh peralatan
produksi diganti baru.
·
Memperbaiki
prosedur Preventive maintenance, misalnya memperbaiki jadwal maintenance.
·
Mempertimbangkan
/ mengganti prosedur operasi misalnya dengan dilakukan pelatihan-pelatihan
terhadap operator peralatan produksi produksi.
·
Merubah/mengurangi
beban pada unit.
c. Predictive maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan
yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala
(Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari
indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat
melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan
perbaikan selanjutnya.
d. Improvement maintenance
(IM)
IM bertujuan
untuk mengurangi atau menghilangkan sama sekali kebutuhan terhadap maintenance
Jenis IM berikut:
•
Design-out
maintenance, serangkaian kegiatan untuk menghilangkan penyebab adanya
maintenance, menyederhanakan tugas-tugas maintenance, atau meningkatkan kinerja
mesin dari sudut maintenance dengan mendesain ulang mesin-mesin dan fasilitas
yang rentan terhadap sering terjadinya kegagalan dan perbaikan jangka panjang
atau biaya penggantian yang sangat
mahal.
•
Engineering
services, meliputi modifikasi konstruksi dan konstruksi, reinstalasi, dan
pengaturan ulang dari fasilitas.
•
Shutdown improvement
maintenance, serangkaian kegiatan perbaikan yang dilakukan ,sementara
lintas produksi berada dalam kondisi
berhenti.
22. UNPLANNED
MAINTENANCE
Unplanned maintenance biasanya berupa breakdown /
emergency maintenance. Breakdown / emergency maintenance (pemeliharaan darurat)
adalah tindakan maintenance yang tidak dilakukan pada mesin / peralatan yang
masih dapat beroperasi, sampai mesin / peralatan tersebut rusak dan tidak dapat
berfungsi lagi. Melalui bentuk pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini,
diharapkan penerapan pemeliharaan tersebut akan dapat memperpanjang umur dari
mesin / perlatan dan dapat memeprkecil frekuensi kerusakan.
Ciri-ciri jenis pemeliharaan ini adalah alat-alat
mesin dioperasikan sampai rusak dan ketika rusak barulah tenaga kerja
dikerahkan untuk memperbaiki dengan cara ‘penggantian’.
Keuntungan
pemeliharaan jenis ini hanya satu yaitu mudah dilaksanakan dan tidak perlu
melakukan perencanaan pemeliharaan.
Kelemahannya
:
o
Karena tidak bisa
diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu breakdown adalah pada
saat-saat periode produksi maksimal, maka akan mengakibatkan tidak tercapainya
target produksi pada periode ini.
o
Jika suku cadang
untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti dibutuhkan waktu tambahan
untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain suku cadang tersebut.
o
Karena kegiatan
ini sifatnya mendadak, dalam tugasnya bagian pemeliharaan bekerja dibawah
tekanan bagian produksi yang akan berakibat :
o
Rendahnya
efisiensi dan efektifias pekerja
o
Tidak optimalnya
mutu hasil pekerjaan perbaikan / pemeliharaan
o
Biaya relatif
lebih besar.
aa. Emergency
maintenance
Adalah
pemeliharaan yang dilakukan apabila mesin mati sama sekali karena terjadinya
kerusakan atau kelainan yang menyebabkan mesin tidak dapat dioperasikan.
Perawatan ini tidak direncanakan sebelumnya dan perbaikannya dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya akibat yang lebih serius. Contoh : korosi.
b.b. Breakdown
maintenance
Breakdown
Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada
mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut tidak dapat beroperasi
secara normal atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak.
Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat
berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai Kualitas ataupun Output
Produksi.
ASRI BAHTAIR